Tuesday, July 1, 2014

Kreativitas di Bulan Ramadhan

Sebagai Ibu bekerja, bulan Ramadhan menjadi tantangan dan excitement tersendiri bagiku.  Merancang menu buka dan sahur.  Merancang kegiatan Tour de Masjid.  Pokoknya, berusaha agar lebih aktif dan mendekatkan diri pada Allah.
Kalau Ramadhan, herannya, orang-orang pada aktif ketika menjelang berbuka.  Ngabuburit katanya.  Berbagai jenis makanan dijual.  Aku masih mengandalkan upaya memasak sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh dan kantong.  Makanya, kuupayakan hari Sabtu atau Minggu masak agak banyak dan disimpan, sehingga memudahkan organisasi menu buka dan sahur. Membuat Schotel ya dua resep, (bisa untuk 3 hari), bandeng presto (beli jadi) dua resep, untuk dua hari.  Demikian seterusnya. 
Untuk Buka, Ramadhan lalu kita melakukan tour de Masjid tiap Sabtu atau Minggu.  Untuk Ramadhan tahun ini aku berharap bisa juga menjalankan meskipun ayahnya sedang di Bandung.  Sebenarnya kesempatan lebih banyak karena anak-anak masih liburan.  Yang jadi masalah adalah kendaraan.  Dua anakku, meskipun sudah cukup besar tapi belum berani naik motor sendiri, jadi sangat tergantung padaku.  Lah kalo dua-duanya dibonceng sepeda motor, kasihan motornya.  Dinaiki tiga buldoser, besar-besar.  Bisa nangis sepanjang jalan!!  Nanti akan kupikirkan gimana caranya bisa tetap ke Masjid yang agak jauh dari rumah bertiga.
Kemarin ada sesuatu yang baru yang kurasa malah memudahkan penyajian menu.  Idho tiba-tiba kangen nasi kucing katanya.  Makanya, dengan menu yang memang sudah disiapkan, tinggal dibungkus seperti yang di warung dengan porsi kecil, nasi sedikit, lauk juga seadanya, kemarin pake bandeng presto dan oseng tempe teri plus sambel.  Sudah, gitu thok.  Idho habis dua bungkus, Ais satu, aku satu.  Padahal, kalau dihidangkan dengan cara normal, (diletakkan diwadah mangkok), Idho jarang mau oseng tempe.  Ada-ada saja.  Hikmahnya, kita tidak perlu cuci piring.  Cuma cuci sendok dan gelas.  Tentu saja bungkusnya tetep pake daun pisang.

No comments:

Post a Comment